Psikologi Budaya dan islam

bismillah
budaya dan islam tidak pernah terpisahkan, budaya adalaha hasil karya, karsa, dan rasa manusia yang dituangkan dalam bentuk kreatifitas yang bisa dinikmati oleh manusia. namun syariat membatasi budaya bila budaya tersebut sudah menjadi agama baru dimuka bumi ini. contoh budaya yang menjadi agama di indonesia saat ini adalah :
1. budaya KKN
2, budaya ketidakjujuran dan keamanahan
3. budaya kemunafikan
4. budaya tidak punya malu
6. budaya membebek budaya orang lain
7. budaya minder
8. budaya mencontek
9 budaya tidak bersyukur
10. budaya memperbanyak harta
11. budaya ketidakpeduliaan
12. dan budaya lain-lain karena bangsa ini sudah sakit jiwa sebagian besar penghuninya karena secara tabel dan data serta  fakta dilapangan manusia indonesia adalah manusia munafik jadi tinggal tunggu kehancuran saja

jadi budaya itu ga sekadar seni dan hiburan tapi banyak aspek kehidupan yang menjadikan manusia itu beradab atau tidak tergantung dari budaya mereka.
budaya itu dipengaruhi oleh :
1. agama
2. suku
3. ras
4. daerah atau tempat tinggal
5. makna hidup
6. orientasi seksual
7. perekonomian
8. cara pengajaran atau pendidikan
9. hiburan
10 nilai yang dianut
11. usia penghuni bangsa tersebut

jadi bila kita perhatikan saat ini banyak sekali budaya barat yang dianut oleh kita bangsa indonesia yang mengakui keberagaman yang rusak. berbeda .
jadi tinggal menunggu kehancuran saja bangsa ini.

mungkin orang menganggap budaya itu cuma sekadar gambar atau tarian atau hiburan semata tapi budaya adalah apa yang menjadi cara atau jalan hidup dalam mengisi kekosongan dan waktu luang . sehingga budaya adalah sesuatu yang berbeda dengan dunia binatang. karena kita memiliki norma dan nilai yang membedakan dengan makhluk lainnya. namun apabila nilai anut yang diterapkan adalah atauran rimba maka siap-siap saja manusia akan mengalami kehancuran.


rangga prawira s,psi




BUDAYA TAUHID LEBIH UTAMA DARIPADA BUDAYA YANG LAINNYA.
==============================================================

Budaya itu berbeda-beda pada setiap suku, ras dan lain sebagainya bahkan setiap individu akan mempunyai cara pandang dan kebiasaan yang bisa kita sebut dengan budaya individu.
==============================================================

Para pembaca yang baik hatinya, perlu digaris bawahi bahwa individu-individu tentu akan memiliki tingkat keimanan atau keyakinan yang berbeda-beda, keimanan kepada ALLOH dan Rasulnya. keimanan kepada islam bahkan ikhsan secara khusus. Oleh karena itu perlu dibudayakan esensi ketauhidan didalam mewarnai suatu kebudayaan, bukan kebudayaan yang mewarnai esensi ketauhidan. sehingga lahirnya suatu kebudayaan pada setiap daerah atau bangsa perlu kita kaji tingkat ketauhidan mereka. apakah mereka akan menghasilkan budaya-budaya yang menyimpang dari alquran dan assunnah. misalnya seperti menggambar makhluk hidup. padahal makhluk hidup tidak boleh digambar seutuhnya kecuali untuk keperluan mendesak seperti kedokteran sebagai bahan ilmiah untuk surgeon atau bedah. seni gambar perlu juga untuk ukuran tubuh tanpa menggambar wajah hukumnya tidak apa-apa. Perlu diketahui oleh pembaca apa yang kita gambar nanti kelak akan ditanya oleh ALLOH subhanawataalla, dan budaya musik saat ini yang merusak alam bawah sadar manusia untuk berzikir kepada ALLOH karena emosi mereka dibuat tidak stabil seperti musik mello, rock, pop dan lain-lain yang tentu akan melenakan zikir mereka kepada ALLOH. andaikata ada musik islami atau lagu nasyid yang menggunakan musik ini pun menipu para manusia untuk mengingat ALLOH karena tidak ada satu pun kebaikan yang bener-bener diterima dalam qalbu yang bersih jikalau cara tersebut tidak ada pada alquran dan assunnah

Para pembaca yang dirahmati ALLOH, mari kita ciptakan kemudahan dalam hidup dengan seni dan lainnya yang mengandung unsur kedaerahan atau keaslian suku yang kita memang lahir dari tempat tersebut. oleh karena kebenaran itu bukan dari nenek moyang, atau suku atau dari ras kita berasal tetapi dari ALLOH dan RASULNYA mari kita ciptakan budaya yang menghormati hukum-hukum ALLOH seperti batik bercorak tumbuh-tumbuhan atau pemandangan alam raya atau lain sebagainya yang tentu kita gali lebih dalam akan potensi budaya baru yang berinovasi dengan kehidupan yang dinamis (sifat manusia adalah menyukai suatu perubahan dalam kehidupan sehari-hari) . oleh karena itu islam lebih membudayakan budaya observasi atau budaya iqro yang artinya budaya untuk terus menerus untuk meneliti dan menciptakan hal baru yang membuat tingkat ketauhidan semakin mendalam seperti pengetahuan popular yang kini berkembang akibat pengamatan kita kepada kebesaran alam yang diciptakan oleh ALLOH  akan melahirkan observasi baru dibandingkan kita memelihara kebudayaan yang ditinggalkan nenek moyang kita tanpa kita olah atau kita analisis apakah ini bertentangan atau tidak dengan apa yang dicontohkan oleh ALLOH dan RASULNYA.

Islam itu lebih modern dibandingkan yang lainnya karena perintah 15 abad yang lalu sudah membudayakan kebudayaan ilmiah kebudyaan untuk selalu mengamati alam dan menciptakan keadaan alam yang baik yang sesuai dengan perintah ALLOH dan NABINYA dengan menciptakan teknologi yang ramah dengan lingkungan dengan tidak merusak lingkungan, menciptakan budaya keadilan dengan zakat agar tercipta tatanan sosial yang seimbang yang tentu melahirkan peradaban yang besar dan agung yang tidak memikirkan saja material namun jua spiritual, menciptakan kebudayaan kemudahan dalam menjalani hidup (tidak seperti sekarang teknologi malah merusak kehidupan manusia pada hakikatnya).

sungguh kebudayaan itu absolut ada dan terus berkembang namun dengan seiringnya berkembangnya zaman tentu harus ada pedoman atau SOP suatu kebudayaan yang sesuai dengan ALQURAN DAN ASSUNAH. apabila tidak mengikuti kedua hal tesebut maka dengan otomatis akan menciptakan budaya hewaniah atau budaya homo sapien dimana manusia hanya dianggap binatang berotak dengan bisa berjalan tegak tanpa mengerti siapakah penciptanya, dari mana dia bersasal dan akan kemana setelah kematian datang. sungguh kebudayaan itu bersifat lentur dan mudah berubah tergantung manusia yang menciptakan. namun alloh dan rasulnya mengatakan bahwa tidak akan berubah suatu keadaan bila manusia tidak mengubahnya. namun pola dan pilar dalam berbudaya bukanlah hanya menciptakan bentuk keduniawian saja namun tidak melupakan esensi kehidupan akhirat yang sejati

Rangga Prawira, S.Psi


Popular Posts