TAKSONOMI GAGNE DAN TAKSONOMI BLOOM
psikologi islam terapan, psikologi
budaya, behavior, humanis, NLP, psikotest, psikometri, metalogika,
psikoanalisis, hukum, arsitektur, ergonomis, psikosis, neurosis, positive,
logoterapi, islam, kesehatan, bimbingan konseling, pikiran, perasaan, test pns,
neuron. komunitas, autis, adhd, kajian
TAKSONOMI GAGNE DAN TAKSONOMI BLOOM
ROBERT GAGNE
Robert Gagne lahir tahun
1916 di North Andover, MA. Beliau mendapatkan gelar A.B. di Yale tahun 1937 dan
pada tahun 1940 mendapat gelar Ph.D. Psychology dari Universitas Brown.
Mengajar di Connecticut College for Women dari 1940-49 dan kemudian di Penn State
University dari 1945-1946. Antara 1949-1958, Gagne menjadi direktur “perceptual
and motor skills laborartory” di U.S. Air force. Pada saat itu dia mulai
mengembangkan beberapa idenya yaitu teori belajar yang disebut”The Conditions
of Learning”. Pada 25 tahun terakhir beliau adalah professor di Department of
Education Research at Florida State University di Tallahassee.
Gagne melihat proses
belajar mengajar dibagi menjadi beberapa komponen penting yaitu :
1. Fase – fase
pembelajaran
2. Kategori utama kapabilitas/kemampuan
manusia/outcomes
3. Kondisi atau tipe
pembelajaran
4. Kejadian-kejadian
instruksional
Robert Gagne seorang ahli psikologi pendidikan
mengembangkan teori belajar yang mencapai kulminasinya (titik uncak) pada “The
Condition of Learning”. Banyak gagasan Gagne tentang teori belajar, seperti
belajar konsep dan model pemrosesan informasi, pada bukunya “The Condition of
Learning” mengemukakan bahwa:Learning is change in human disposition or
capacity, wich persists over a period time, and which is not simply ascribable
to process a groeth. Belajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan
manusia setelah belajar secara terus menerus, bukan hanya disebabkan karena
proses pertumbuhan saja. Gagne berkeyakinan bahwa belajar dipengaruhi oleh
faktor dari luar diri dan faktor dalm diri dan keduanya saling berinteraksi.
• Fase-Fase Dalam Belajar
Gagne membagi proses
belajar berlangsung dalam empat fase utama, yaitu:
• Fase Receiving The
Stimulus Situation
Merupakan fase seseorang
memperhatikan stimulus tertentu kemudian menangkap artinya dan memahami
stimulus tersebut untuk kemudian ditafsirkan sendiri dengan berbagai cara.
Misalnya “golden eye” bisa ditafsirkan sebagai jembatan di amerika atau sebuah
judul film. Stimulus itu dapat spontan diterima atau seorang Guru dapat
memberikan stimulus agar siswa memperhatikan apa yang akan diucapkan.
• Fase Stage Of Acquition
Pada fase ini seseorang
akan dapat memperoleh suatu kesanggupan yang belum diperoleh sebelumnya dengan
menghubung-hubungkan informasi yang diterima dengan pengetahuan sebelumnya.
Atau boleh dikatakan pada fase ini siswa membentuk asosiasi-asosiasi antara
informasi baru dan informasi lama.
• Fase Storage
Fase penyimpanan
informasi, ada informasi yang disimpan dalam jangka pendek ada yang dalam jangka
panjang, melalui pengulangan informasi dalam memori jangka pendek dapat
dipindahkan ke memori jangka panjang.
• Fase Retrieval/Recall
Fase mengingat kembali
atau memanggil kembali informasi yang ada dalam memori. Kadang-kadang dapat
saja informasi itu hilang dalam memori atau kehilangan hubungan dengan memori
jangka panjang. Untuk lebih daya ingat maka perlu informasi yang baru dan yang
lama disusun secara terorganisasi, diatur dengan baik atas
pengelompokan-pengelompokan menjadi katagori, konsep sehingga lebih mudah
dipanggil.
Kemudian ada fase-fase
lain yang dianggap tidak utama, yaitu :
• Fase Motivasi
Sebelum pelajaran dimulai
guru memberikan motivasi kepada siswa untuk belajar.
• Fase Generalisasi
Fase transfer informasi,
pada situasi-situasi baru, agar lebih meningkatkan daya ingat, siswa dapat
diminta mengaplikasikan sesuatu dengan informasi baru tersebut.
• Fase Penampilan
Fase dimana siswa harus
memperlihatkan sesuatu penampilan yang nampak setelah mempelajari sesuatu,
seperti mempelajari struktur kalimat dalam bahasa mereka dapat membuat kalimat
yang benar.
• Fase Umpan Balik,
Siswa harus diberikan umpan balik dari apa yang telah
ditampilkan (reinforcement).
• Kategori Utama
Kapabilitas
Setelah selesai belajar,
penampilan yang dapat diamati sebagai hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan
(capabilities). Kemampuan-kemampuan tersebut dibedakan berdasarkan atas kondisi
mencapai kemampuan tersebut berbeda-beda. Ada lima kemampuan (kapabilitas) sebagai
hasil belajar yang diberikan Gagne yaitu :
• Verbal Information
Kemampuan siswa untuk
memiliki keterampilan mengingat informasi verbal, ini dapat dicontohkan
kemampuan siswa mengetahui benda-benda, huruf alphabet dan yang lainnya yang
bersifat verbal.
• Intellectual Skills
Merupakan penampilan yang
ditunjukkan siswa tentang operasi-operasi intelektual yang dapat dilakukannya.
Keterampilan intelektual memungkinkan seseorang berinteraksi dengan
lingkungannya melalui pengunaan simbol-simbol atau gagasan-gagasan. Yang
membedakan keterampilan intelektual pada bidang tertentu adalah terletak pada
tingkat kompleksitasnya. Untuk memecahkan masalah siswa memerlukan
aturan-aturan tingkat tinggi yaitu aturan-aturan yang kompleks yang berisi
aturan-aturan dan konsep terdefinisi, untuk memperloleh aturan – aturan ini
siswa sudah harus belajar beberapa konsep konkret, dan untuk belajar konsep
konkret ini siswa harus menguasai diskriminasi-diskriminasi.
• Cognitive Strategies
Merupakan sustu macam
keterampilan intelektual khusus yang mempunyai kepentingan tertentu bagi
belajar dan berpikir. Proses kontrol yang digunakan siswa untuk memilih dan
mengubah cara-cara memberikan perhatian, belajar, mengingat dan berpikir.
Beberapa strategi kognitif adalah : (1) strategi menghafal, (2) strategi
elaborasi, (3) strategi pengaturan, (4) strategi metakognitif, (5) strategi
afektif.
• Attitudes
Merupakan pembawaan yang
dapat dipelajari dan dapat mempengaruhiperilaku seseorang terhadap benda,
kejadian atau mahluk hidup lainnya. Sekelompok sikap yang penting ialah
sikap-sikap kita terhadap orang lain. Bagaimana sikap-sikap sosial itu
diperoleh setelah mendapat pembelajaran itu yang menjadi hal penting dalam
menerapkan metode dan materi pembelajaran.
• Motor Skills
Merupakan keterampilan kegiatan fisik dan penggabungan
kegiatan motorik dengan intelektual sebagai hasil belajar. Keterampilan motorik
bukan hanya mencakup kegiatan fisik saja tapi juga kegiatan motorik dengan
intelektual seperti membaca, menulis, dan lainnya.
• Kondisi Atau Tipe
Pembelajaran
• Signal Learning
Belajar isyarat merupakan
proses belajar melalui pengalaman-pengalaman menerima suatu isyarat tertentu
untuk melakukan tindakan tertentu. Misalnya ada “Aba-aba siap” merupakan
isyarat untuk mengambil sikap tertentu, tersenyum merupakan isyarat perasaan
senang.
• Stimulus-Response
Learning
Belajar stimulus-respon
(S-R), merupakan belajar atau respon tertentu yang diakibatkan oleh suatu
stimulus tertentu. Melalui pengalaman yang berulang-ulang dengan stimulus
tertentu sesorang akan memberikan respon yang cepat sebagai akibat stimulus
tersebut.
• Chaining
Chaining atau rangkaian,
terbentuk dari hubungan beberapa S-R, oleh sebab yang satu terjadi segera
setelah yang satu lagi. Misalnya : Pulang kantor, ganti baju, makan, istirahat.
• Verbal Association
Mengenal suatu
bentuk-bentuk tertentu dan menghubungkan bentuk-bentuk rangkaian verbal
tertentu. Misalnya : seseorang mengenal bentuk geometris, bujur sangkar,
jajaran genjang, bola dan lain sebagainya. Lalu merangkai itu menajdi suatu
pengetahuan geometris, sehingga seseorang dapat mengenal bola yang bulat, kotak
yang bujur sangkar.
• Discrimination Learning
Belajar diskriminasi
adalah dapat membedakan sesuatu dengan sesuatu yang lainnya, dapat membedakan
manusia yang satu dengan manusia yang lainnya walaupun bentuk manusia hampir
sama, dapat membedakan merk sepedamotor satu dengan yang lainnya walaupun bentuknya
sama. Kemampuan diskriminasi ini tidak terlepas dari jaringan, kadang-kadang
jika jaringan yang terlalu besar dapat mengakibatkan interferensi atau tidak
mampu membedakan.
• Concept Learning
Belajar konsep mungkin
karena kesanggupan manusia untuk mengadakan representasi internal tentang dunia
sekitarnya dengan menggunakan bahasa. Mungkin juga binatang bisa melakukan
tetapi sangat terbatas, manusia dapat melakukan tanpa terbatas berkat bahasa
dan kemampuan mengabstraksi. Dengan menguasai konsep ia dapat menggolongkan
dunia sekitarnya menurut konsep itu misalnya : warna, bentuk, jumlah dan
lainnya
• Rule Learning
Belajar model ini banyak diterapkan di sekolah, banyak
aturan yang perlu diketahui oleh setiap orang yang telah mengenyam pendidikan.
Misalnya : angin berembus dari tekanan tinggi ke tekanan rendah, 1 + 1 = 2 dan
lainnya. Suatu aturan dapat diberikan contoh-contoh yang konkrit.
• Problem Solving
Memecahkan masalah merupakan suatu pekerjaan yang
biasa yang dilakukan manusia. Setiap hari dia melakukan problem solving bayak
sekali. Untuk memecahkan masalah dia harus memiliki aturan-aturan atau
pengetahuan dan pengalaman, melalui pengetahuan aturan-aturan inilah dia dapat
melakukan keputusan untuk memecahkan suatu persoalan. Seseorang harus memiliki
konsep-konsep, aturan-aturan dan memiliki “sets” untuk memecahkannya dan suatu
strategi untuk memberikan arah kepada pemikiran agar produktif.
• Kejadian-Kejadian
Instruksional
Apakah yang terjadi dalam
mengajar? Mengajar dapat kita pandang sebagai usaha mengontrol kondisi ekstern.
Kondisi ekstern merupakan satu bagian dari proses belajar, namun termasuk tugas
guru yang utama dalam mengajar.
Mengajar terdiri dari
sejumlah kejadian-kejadian tertentu yang menurut Gagne terkenal dengan “Nine
instructional events” yang dapat diuraikan sebagai berikut :
• Gain Attention
Perlunya menimbulkan
minat dan perhatian siswa dengan mengemukakan sesuatu yang baru, aneh,
kontradiksi atau kompleks. Diharapkan siswa memiliki kepekaan indera untuk
merespon dengan cepat stimulus yang diberikan. Ketika menarik perhatian siswa,
pembimbing atau guru dapat memberikan gerakan isyarat atau merubah mimik muka
dan suara tiba-tiba.
• Inform Learners Of
Objectives
Perlunya mengatakan pada
siswa apa yang akan diperoleh atau dikuasai setelah mengikuti pelajaran,
sehingga siswa dapat mengetahui kemampuan yang dikuasai setelah mengikuti
pelajaran. Menyampaikan tujuan pembelajaran bisa menjadi motivasi siswa dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran.
• Stimulate Recall Of
Prior Learning
Merangsang timbulnya
ingatan tentang pengetahuan atau keterampilan yang telah dipelajari yang
menjadi prasyarat untuk mempelajari materi yang baru.
• Present The Content
Penyampaian materi pembelajaran dengan menggunakan
contoh, penekanan baik secara verbal maupun “features” tertentu.
• Provide “Learning
Guidance”
Bimbingan diberikan
melalui persyaratan-persyaratan yang membimbing proses atau alur berpikir
siswa, agar memiliki pemahaman yang lebih baik. Berikan contoh-contoh,
gambar-gambar sehingga siswa siswa dapat lebih memahami materi yang
disampaikan.
• Elicit Performance
/Practice
Siswa diminta untuk
menunjukkan apa yang telah dipelajari atau untuk menunjukkan penguasaannya
terhadap materi.
• Provide Feedback
Siswa diberi tahu sejauh
mana ketepatan unjuk kerjanya (performance)
• Assess Performance
Memberikan tes atau tugas
untuk menilai sejauh mana siswa menguasai tujuan pembelajaran
• Enhance Retention And
Transfer To The Job
Merangsang kemampuan
mengingat-ingat dan mentransfer dengan memberikan rangkuman, mengadakan review
atau mempraktekkan apa yang telah terjadi. Diharapkan nantinya siswa dapat
mentransfer atau menggunakan pengetahuan, keahlian dan strategi ketika menghadapi
masalah dan situasi baru.
Dalam mengajar hal di atas dapat terjadi sebagian atau
semuanya, Proses belajar sendiri terjadi antara peristiwa nomor 5 dan 6.
Peristiwa-peristiwa itu digerakkan dan diatur dengan perantaraan komunikasi
verbal yakni guru mengatakan kepada murid apa yang harus dilakukannya
B.S. Bloom
Kata Taksonomi diambil
dari bahasa Yunani Tassein yang berarti untuk mengklasifikasidan nomos yang
berarti aturan. Taksonomi dapat diartikan sebagai klasifikasi berhirarki dari
sesuatu, atau prinsip yang mendasari klasifikasi. Hampir semua ( benda
bergerak, benda diam, tempat, dan kejadian ) dapat diklasifikasikan menurut
beberapa skema taksonomi.
Dalam pendidikan,
taksonomi dibuat untuk mengklasifikasikan tujuan pendidikan. Dalam hal ini,
tujuan pendidikan dibagi menjadi beberapa domain, yaitu: kognitif, afektif, dan
psikomotor. Dari setiap ranah tersebut dibagi kembali menjadi beberapa kategori
dan subkategori yang berurutan secara hirarkis (bertingkat), mulai dari tingkah
laku yang sederhana sampai tingkah laku yang paling kompleks. Tingkah laku
dalam setiap tingkat diasumsikan menyertakan juga tingkah laku dari tingkat
yang lebih rendah. Taksonomi ini pertama kali disusun oleh Benjamin S. Bloom
dan kawan-kawan pada tahun 1956, sehingga sering pula disebut sebagai
“Taksonomi Bloom”.
B. S. Bloom bersama
rekan-rekannya yang berpikir sehaluan, menjadi kelompok pelopor dalam
menyumbangkan suatu klasifikasi tujuan instruksional (educational objectives).
Pada tahun 1956, terbitlah karya “Taxonomy of Educational Objectives”,
Cognitive Domain”. Pada tahun 1964, terbitlah karya “Taxonomy of Educational
Objectives, Affective Domain”. Kelompok pelopor ini tidak berhasil menerbitkan
suatu taksonomi yang menyangkut tujuan instruksional di bidang psikomotorik
(psychomotor domain). Orang lainlah yang mengembangkan suatu klasifikasi di
bidang ini, antara lain E. Simpson pada tahun 1967 dan A. Harrow pada tahun
1972.
Adapun suatu taksonomi
adalah merupakan suatu tipe system klasifikasi yang khusus, yang berdasarkan
data penelitian ilmiah mengenai hal-hal yang digolong-golongkan dalam
sistematika itu. Misalnya klasifikasi atas genus dan species terhadap
tumbuh-tumbuhan dan binatang, sebagaimana dikembangkan dalam ruang lingkup
Biologi, sesuailah dengan apa yang diketahui tentang tumbuh-tumbuhan dan
binatang, Sistematika pembagian/penggolongan itu tidak berdasarkan suatu
sistematika yang ditentukan sendiri (yang bersifat arbitrer), sebagaimana
terjadi dalam kartotek perpustakaan, yang mengklasifir buku-buku menurut urutan
abjad nama-nama pengarang, menurut urutan abjad judul-judul buku atau menurut
topik-topik yang dibahas dalam buku-buku itu. Taksonomi-taksonomi di tiga rana
kognitif, afektif, dan psikomotorik, yang dikembangkan oleh kelompok pelopor
ini dan beberapa orang lain, memang disebut “taxonomy”, tetapi menurut pendapat
beberapa ahli psikologi belajar, mungkin tidak seluruhnya memenuhi tuntutan
suatu taksonomi sebagaimana dijelaskan diatas, khususnya dalam rana kognitif.
Meskipun demikian, nama taksonomi akan tetap dipertahankan di sini, sesuai
dengan sumber-sumber yang asli, kecuali untuk sistematika yang dikembangkan
oleh Simpson dalam rana psikomotorik yang menggunakan nama/judul “klasifikasi”
(classification).
Adapun taksonomi atau
klasifikasi adalah sebagai berikut:
• Ranah Kognitif :
o Pengetahuan (Knowledge)
o Pemahaman
(Comprehension)
o Penerapan (Application)
o Analisa (Analysis)
o Sintesa (Syntesis)
o Evaluasi (Evaluation)
• Rana Afektif :
o Penerimaan (Receiving)
o Partisipasi
(Responding)
o Penilaian/Penentuan
Sikap (Valuing)
o Organisasi
(Organization)
o Pembentukan Pola Hidup
(Characterization By A Value Or Value Complex).
• Rana Psikomotorik :
o Persepsi (Perception)
o Kesiapan (Set)
o Gerakan Terbimbing
(Guided Response)
o Gerakan Yang Terbiasa
(Mechanical Response)
o Gerakan Yang Kompleks
(Complex Response)
o Penyesuaian Pola
Gerakan (Adaptation)
o Kreativitas (Creativity)
Ranah Kognitif
Kawasan kognitif yaitu
kawasan yang berkaitan aspek-aspek intelektual atau berfikir/nalar terdiri dari
:
• Pengetahuan
(Knowledge):
Mencakup ingatan akan
hal-hal yang pernah dipelajari dan disimpan dalam ingatan. Hal-hal itu dapat
meliputi fakta, kaidah dan prinsip, serta metode yang diketahui. Pengetahuan
yang disimpan dalam ingatan, digali pada saat dibutuhkan melalui bentuk ingatan
mengingat (recall) atau mengenal kembali (recognition). Misalnya, TIK yang
untuk sebagian dirumuskan sebagai berikut : “siswa akan mampu menyebutkan nama
semua sekretaris jenderal PBB, sejak saat PBB mulai berdiri”. Siswa akan mampu
menulis semua nama propinsi di Indonesia, pada peta perbatasan daerah-daerah
propinsi”.
• Pemahaman
(Comprehension):
Mencakup kemampuan untuk
menangkap makna dan arti dari bahan yang dipelajari. Adanya kemampuan ini
dinyatakan dalam menguraikan isi pokok dari suatu bacaan, mengubah data yang
disajikan dalam bentuk tertentu ke bentuk lain, seperti rumus matematika ke
dalam bentuk kata-kata, membuat perkiraan tentang kecenderungan yang nampak
dalam data tertentu, seperti dalam grafik.
• Penerapan (Application):
Mencakup kemampuan untuk
menerapkan suatu kaidah atau metode bekerja pada suatu kasus/problem yang
kongkret dan baru. Adanya kemampuan dinyatakan dalam aplikasi suatu rumus pada
persoalan yang belum dihadapai atau aplikasi suatu metode kerja pada pemecahan
problem baru.
• Analisa (Analysis):
Mencakup kemampuan untuk
merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-bagian, sehingga struktur keseluruhan
atau organisasinya dapat dipahami dengan baik. Adanya kemampuan ini dinyatakan
dalam penganalisaan bagian-bagian pokok atau komponen-komponen dasar, bersama
dengan hubungan/relasi antara bagian-bagian itu.
• Sintesa (Synthesis):
Mencakup kemampuan untuk
membentuk suatu kesatuan atau pola baru. Bagian-bagian dihubungkan satu sama
lain, sehingga terciptakan suatu bentuk baru.
• Evaluasi (Evaluation):
Mencakup kemampuan untuk membentuk suatu pendapat
mengenai sesuatu atau beberapa hal, bersama dengan pertanggungjawaban pendapat
itu, yang berdasarkan kriteria tertentu. Kemampuan itu dinyatakan dalam
memberikan penilaian terhadap sesuatu, seperti penilaian terhadap pengguguran
kandungan berdasarkan norma moralitas, atau pernyataan pendapat terhadap
sesuatu, seperti dalam menilai tepat-tidaknya perumusan suatu TIK, berdasarkan
kriteria yang berlaku dalam perumusan TIK yang baik.
Rana Afektif
Pembagian domain ini
disusun Bloom bersama dengan David Krathwol.Kawasan afektif yaitu kawasan yang
berkaitan aspek-aspek emosional, seperti perasaan, minat, sikap, kepatuhan
terhadap moral dan sebagainya, terdiri dari :
• Penerimaan
(Receiving/Attending) :
Mencakup kepekaan akan
adanya suatu perangsang dan kesediaan untuk memperhatikan rangsangan itu,
seperti buku pelajaran atau penjelasan yang diberikan oleh guru.
• Partisipasi
(Responding):
Mengadakan aksi terhadap
stimulus, yang meliputi proses sebagai berikut :
• Kesiapan menanggapi
(acquiescene of responding). Contoh : mengajukan pertanyaan, menempelkan gambar
dari tokoh yang disenangi pada tembok kamar yang bersangkutan, atau mentaati
peraturan lalu lintas.
• Kemauan menanggapi
(willingness to respond), yaitu usaha untuk melihat hal-hal khusus di dalam
bagian yang diperhatikan. Misalnya pada desain atau warna saja.
• Kepuasan menanggapi
(satisfaction in response), yaitu adanya aksi atau kegiatan yang berhubungan
dengan usaha untuk memuaskan keinginan mengetahui. Contoh kegiatan yang tampak
dari kepuasan menanggapi ini adalah bertanya, membuat coretan atau gambar,
memotret dari objek yang menjadi pusat perhatiannya, dan sebagainya.
• Penilaian/Penentuan
Sikap (Valuing):
Mencakup kemampuan untuk
memberikan penilaian terhadap sesuatu dan membawa diri sesuai dengan penilaian
itu. Mulai dibentuk suatu sikap : menerima, menolak atau mengabaikan, sikap itu
dinyatakan dalam tingkah laku yang sesuai dan konsisten dengan sikap batin.
• Organisasi
(Organization):
Mencakup kemampuan untuk
membentuk suatu sistem nilai sebagai pedoman dan pegangan dalam kehidupan.
Nilai-nilai yang diakui dan diterima ditempatkan pada suatu skala nilai mana
yang pokok dan selalu harus diperjuangkan, mana yang tidak begitu penting.
Kemampuan itu dinyatakan dalam mengembangkan suatu perangkat nilai, seperti
menguraikan bentuk keseimbangan yang wajar antara kebebasan dan tanggung jawab
dalam suatu negara demokrasi atau menyusun rencana masa depan atas dasar
kemampuan belajar, minat dan cita-cita hidup.
• Pembentukan Pola Hidup
(Characterization By A Value Or Value Complex):
Mencakup kemampuan untuk
menghayati nilai-nilai kehidupan sedemikian rupa, sehingga menjadi milik
pribadi (internalisasi) dan menjadi pegangan nyata dan jelas dalam mengatur
kehidupannya sendiri.
I
Rana Psikomotorik
Kawasan psikomotor yaitu
kawasan yang berkaitan dengan aspek-aspek keterampilan yang melibatkan fungsi
sistem syaraf dan otot (neuronmuscular system) dan fungsi psikis. Kawasan ini
terdiri dari :
• Persepsi (Perception):
Mencakup kemampuan untuk
mengadakan diskriminasi yang tepat antara dua perangsang atau lebih,
berdasarkan pembedaan antara ciri-ciri fisik yang khas pada masing-masing
rangsangan. Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam suatu reaksi yang menunjukkan
kesadaran akan hadirnya rangsangan (stimulasi) dan perbedan antara
rangsangan-rangsangan yang ada, seperti dalam menyisihkan benda yang berwarna
merah dari yang berwarna hijau.
• Kesiapan (Set):
Mencakup kemampuan untuk
menempatkan dirinya dalam keadaan akan memulai suatu gerakan atau rangkaian
gerakan. Kemampuan ini dinyatakan dalam bentuk kesiapan jasmani dan mental,
seperti dalam mempersiapkan diri untuk menggerakkan kendaraan yang ditumpangi,
setelah menunggu beberapa lama di depan lampu lalu lintas yang berwarna merah.
• Gerakan Terbimbing
(Guided Response):
Mencakup kemampuan untuk
melakukan suatu rangkaian gerak-gerik, sesuai dengan contoh yang diberikan
(imitasi). Kemampuan ini dinyatakan dalam mengerakkan anggota tubuh, menurut
contoh yang diperlihatkan atau diperdengarkan, seperti dalam meniru
gerakan-gerakan tarian atau dalam meniru bunyi suara.
• Gerakan Yang Terbiasa
(Mechanism Response):
Mencakup kemampuan untuk
melakukan suatu rangkaian gerak-gerik dengan lancar, karena sudah dilatih
secukupnya, tanpa memperhatikan lagi contoh yang diberikan. Kemapuan ini
dinyatakan dalam menggerakkan anggota-anggota tubuh, sesuai dengan prosedur
yang tepat, seperti dalam menggerakkan kaki, lengan dan tangan secara
terkoordinir.
• Gerakan Kompleks
(Complex Response):
Mencakup kemampuan untuk
melaksanakan suatu ketrampilan yang terdiri atas beberapa komponen, dengan
lancar, tepat dan efisien. Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam suatu
rangkaian perbuatan yang berurutan dan menggabungkan beberapa subketrampilan
menjadi suatu keseluruhan gerak-gerik yang teratur, seperti dalam membongkar
mesin mobil dalam bagian-bagiannya dan memasangnya kembali.
• Penyesuaian Pola
Gerakan (Adaptation):
Mencakup kemampuan untuk
mengadakan perubahan dan menyesuaikan pola gerak-gerik dengan kondisi setempat
atau dengan persyaratan khusus yang berlaku. Adanya kemampuan ini dinyatakan
dalam menunjukkan suatu taraf ketrampilan yang telah mencapai kemahiran,
misalnya seorang pemain tenis yang menyesuaikan pola permainannya dengan gaya
bermain dari lawannya atau dengan kondisi lapangan
• Kreativitas
(Creativity):
Mencakup kemampuan untuk melahirkan pola-pola
gerak-gerik yang baru, seluruhnya atas dasar prakarsa dan inisiatif sendiri.
Hanya orang-orang yang berketrampilan tinggi dan berani berpikir kreatif, akan
mempu mencapai tingkat kesempurnaan ini, seperti kadang-kadang dapat disaksikan
dalam pertunjukan tarian di lapisan es dengan diiringi musik instrumental.
Daftar Pustaka
• Dahar, Ratna Wilis,
Teori – Teori Belajar, Erlangga, Jakarta, 1989.
• W. S. Winkel. Psikologi
Pengajaran. Jakarta: PT Gramedia
Comments
Post a Comment