Ulama pengenal jiwa yang tenteram (2)

Al Imam Abu Hanifah An-Nu’man bin Tsabit

Imam Abu Hanifah adalah salah satu dari Imam Madzhab. Terlepas dari berbagai pendapat yang simpang siur, karena adanya kafanatikan kaum terhadap salah satu madzhab. Imam abu Hanifah adalah seorang Imam yang pendapat dan pemikirannya diperhitungkan dalam dunia Islam.

Dari Yahya bin Mu’in, dia berkata,” aku pernah mendengar yahya Al Qathan berkata, “kami berbincang-bincang dengan Imam Abu Hanifah dan kami banyak mendengar darinya. Jika aku memandangnya, aku tahu bahwa wajahnya itu adalah orang yang takut kepada Allah SWT,”

Al khatib pernah meriwayatkan sanjungan Ibnu Al Mubarak kepada Imam Abu Hanifah, dalam bait syairnya:

Al khatib pernah meriwayatkan sanjungan Ibnu Al Mubarak kepada Imam Abu Hanifah, dalam bait syairnya:

Aku melihat Abu Hanifah makin hari semakin mantap kecerdasan kebaikannya.
Dia selalu mengatakan kebenaran dan menyeleksinya,
disaat orang Zhalim berbicara dengan kezhalimannya.

Kecerdasannya tidak bisa disamakan dengan yang lain,
lalu siapa orang yang bisa mendatangkan orang sepertinya?
Janganlah kami kehilangan Hammad (puteranya Abu Hanifah) saat itu adalah musibah besar bagi kami.

Dia adalah orang yang intens membantah hujatan para musuh kita (Islam),
kemudian dia memperlihatkan keunggulan dan tingginya ilmu pengetahuannya.
Aku melihat Abu Hanifah ketika ia didatangi dan diminta mengajar,
ternyata ilmunya seluas lautanyang menghampar.

Jika ada permasalahan yang ditangani para Ulama, dia bersabar (menyelesaikannya)


1. Nama, kelahiran dan sifat-sifatnya

An-Nu’man bin Zauthi At-Taimi Al-Kufi (kepala suku dari Bani Tamim bin Tsa’labah)
Hanifah dari kata : orang yang suka membawa tinta (bahasa Irak)

Kelahirannya; pada tahun 80 Hijriyah di Kufah, pada pemerintahan Khalifah Abdul Malik bin Marwan.

Sifatnya ; Berperawakan sedang, tampan, paling bagus logat bicaranya, paling bagus suaranya saat bersenandung, berwibawa tidak banyak bicara kecuali menjawab pertanyaan yang dilontarkan, tidak mau mencampuri persoalan yang bukan urusannya.

2. Sanjungan para Ulama terhadapnya

Al Fudhail bin Iyadh berkata,” Abu Hanifah adalah seorang ahli fikih terkenal, selain itu ia juga terkenal dengan kewara’annya, banyak harta, sangat memuliakan orang disekitarnya, sabar menuntut ilmu siang malam, banyak bangun malam, tidak berbicara kecuali harus menjelaskan kepada masyarakat tentang halal dan haram suatu perkara. Dia sangat piawai dalam menjelaskan kebenaran hokum dan tidak suka dengan harta para penguasa.

Ibnu Ash-Shobah menambahkan,” jika ada masalah yang ditanyakan kepadanya, dia berusaha menjawabnya dengan hadist shahih dan menggunakan sebagai dalil walaupun berasal dari sahabat dan para tabi’in. jika tidak ada maka iya menggunakan Qiyas, dan dia adalah orangyang piawai dalam menggunakan qiyas.”

Dari Abu Wahb Muhammad bin MAzaahim, dia berkata,” aku pernah mendengar Abdulah bin Al-mubarak berkata,” aku telah melihat orang yang paling ahli dalam ibadahnya, aku telah melihat orang yang paling wira’I, aku telah melihat orang yang paling banyak ilmunya, dan aku telah melihat orang yangpaling ahli dalam bidang fikih. Adapun orang yang paling banyak ibdahnya adalah Abdul Aziz bin Ruwwad, orang yang paling wira’I adalah Fudhail bin Iyadh, orang yang paling banyak ilmunya adalah sufyan Atsauri, sedangkan orang yang paling ahli dalam bidang fikih adalah Iman Abu Hanifah.”

3. Ibadahnya

Dari Asad bin Amr, dia berkata,” Sesungguhnya Imam Abu Hanifah melakukan sholat isya dan subuh dengan satu wudhu selama 40 tahun.”

Dari Al-Mutsanna bin Raja’ dia berkata,” Abu Hanifah telah benar-benar bersumpah kepada Allah untuk bershodaqoh dengan uang dinar, yaitu jika dia membelanjakan uangnya untuk kepentingan keluarganya, maka dia akan memberikan shodaqoh dengan jumlah uang yang sama sesuai dengan yang dibelanjakan untuk keluarganya.”

Mendapat julukan al watid (kuat), karenaa banyaknya sholat yang dilakukan.

Dari Al Qasim bin Mu’in berkata,” sesungguhnya Imam Abu hanifah selalu bangun malam dan sering membaca ayat (QS Al Qamar:46)
Yang artinya: “ sebenarnya hari kiamat itulah hari yang dijanjikan kepada mereka dan kiamat itu lebih dahsyat dan lebih pahit.”
Kemudian dia menagis dan merasa rendah diri serat takut kepada Allah SWT hingga menjelang fajar.”

Tidak pernah tidur menggunakan bantal, hanya tidur pada waktu dzuhur menjelang asar pada musim panas dan awal malam pada musim dingin.

4. Kewara’annya

Orang pada masanya akan berkata bahwa orang yang paling wara adalah Iman Abu hanifah.
Ada satu kisah “ pada saat Abu Hanifa membarikan hadiah pada Hafsh bin Abirrahman, dia menjelaskan bahwa baju yang dia berikan ada cacatnya, sehingga jika dia harus menjaulnya maka cacatnya harus diberi tahu. Kemuadin teman baiknya ini menjual baju tersebut dan lupa memberitahu pembelinya tentang cacat bajunya. Kemudian abu hanifah mensodaqohkan sejumlah uang seharga yang sama dengan baju yang dijual sahabatnya itu.

5. Toleransi & kemuliannya

Abu Hanifah sangat menghormati teman-temannya, dan paling bisa memuliakan lawan bicaranya.

6. Komitmen untuk selalu mengikuti sunnah

Pada dasarnya Imam Abu Hanifah selalu menggunakan Al Qur’an, jika tidak ada maka dengan sunnah, jika tidak ada maka dengan pendapat para shahabat, tapi jika pendapatnya berselisih, maka diambil yang paling emndekati Al Qur’an atau Sunnah. Tetapi jika tidka menemukannya maka ia melakukan Ijtihad dan tidak mengambil dari para tabiin.


7. Cobaan yang menimpa


Dari Ubaidillah bin Amr, dia berkata,” sesungguhnya Ibnu Hubairah telah mencambuk Abu Hanifah sebanyak 110 cambukan dengan cemeti agar dia meu memegang jabatan sebagai hakim, akan tetapi dia lebih memilih untuk menolaknya. Ibnu Hubairah adalah salah seorang pejabat pemerintah khalifah Marwan, dia situgaskan di Irak pada masa bani Ummayah.”

Suatu ketika dia dibebaskan dan dia berkata” sesungguhnya kesedihan orang tuaku lebih membuatku bersedih daripada cambukan yang diderakan kepadaku.”

8. Wafatnya

Dalam kitab “Al ibar” Adz-Dzahabi berkata,” diriwayatkan bahwa khalifah Al mansyur member minuman beracun kepada Imam Abu Hanifah dan diapun meninggal sebagai syahid. Semoga Allah member rahmat padanya.”
Beliau meninggal dunia pada tahun 150 Hijariyah dalam usia 70 tahun, dia meninggalkan seorang putera Hammad.

Sumber: 60 Biografi Ulama salaf karya Syaikh Ahmad farid (hal 166-182)

Comments

Popular Posts